Kamis, 15 Maret 2012

Wasiat Imam Syafii

mam Syafi’i begitulah orang-orang menyebut dan mengenal nama ini begitu lekat di dalam hati setelah nama-nama seperti Khulafaur Rasyidin. Namun sangat disayangkan orang-orang mengenal Imam Syafi’i hanya dalam kapasitasnya sebagai ahli fiqih. Padahal beliau adl tokoh Ahlus Sunnah wal Jama’ah dgn multi keahlian. Karena itu ketika memasuki Baghdad beliau dijuluki Nashirul Hadits . . Imam Adz-Dzahabi menjuluki beliau dgn sebutan Nashirus Sunnah dan salah seorang mujaddid pada abad kedua hijriyah. .
Dalam hal aqidah Imam Syafi’i memiliki wasiat yg sangat berharga. Muhammad bin Ali bin Shabbah Al-Baldani berkata “Inilah wasiat Imam Syafi’i yg diberikan kepada para sahabatnya ‘Hendaklah Anda bersaksi bahwa tiada Tuhan yg berhak disembah selain Allah Yang Maha Satu yg tiada sekutu bagiNya. Dan sesungguhnya Muhammad bin Abdillah adl hamba dan RasulNya. Kami tidak membedakan para rasul antara satu dgn yg lain. Sesungguhnya shalatku ibadahku hidup dan matiku hanya utk Allah semata Tuhan semesta alam yg tiada bersekutu dgn sesuatu pun. Untuk itulah aku diperintah dan saya termasuk golongan orang yg menyerahkan diri kepadaNya. Sesungguhnya Allah membangkitkan orang dari kubur dan sesungguhnya Surga itu haq Neraka itu haq adzab Neraka itu haq hisab itu haq dan timbangan amal serta jembatan itu haq dan benar adanya. Allah membalas hambaNya sesuai dgn amal perbuatannya. Di atas keyakinan ini aku hidup dan mati dan dibangkitkan lagi Insya Allah. Sesungguhnya Al-Qur’an itu adl kalam Allah bukan makhluk ciptaanNya. Sesungguhnya Allah di hari akhir nanti akan dilihat oleh orang-orang mukmin dgn mata telanjang jelas terang tanpa ada suatu penghalang dan mereka mendengar firmanNya sedangkan Dia berada di atas ‘Arsy. Sesungguhnya takdir baik buruknya adl berasal dari Allah Yang Maha Perkasa dan Agung. Tidak terjadi sesuatu kecuali apa yg Allah kehendaki dan Dia tetapkan dalam qadha’ qadarNya.
Sesungguhnya sebaik-baik manusia setelah Baginda Rasul ` adl Abu Bakar Umar Utsman dan Ali radhiallahu’anhum. Aku mencintai dan setia kepada mereka dan memohonkan ampun bagi mereka bagi pengikut perang Jamal dan Shiffin baik yg membunuh maupun yg terbunuh dan bagi segenap Nabi. Kami setia kepada pemimpin negara Islam selama mereka mendirikan shalat. Tidak boleh membangkang serta memberontak mereka dgn senjata. Kekhilafahan berada di tangan orang Quraisy. Dan sesungguhnya tiap yg banyaknya memabukkan maka sedikitnya pun diharamkan. Dan nikah mut’ah adl haram.
Aku berwasiat kepadamu dgn taqwa kepada Allah konsisten dgn sunnah dan atsar dari Rasulullah dan para sahabatnya. Tinggalkanlah bid’ah dan hawa nafsu. Bertaqwalah kepada Allah sejauh yg engkau mampu. Ikutilah shalat Jum’at jama’ah dan sunnah . Berimanlah dan pelajarilah agama ini. Siapa yg mendatangiku di waktu ajalku tiba maka bimbinglah aku membaca “Laailahaillallah wahdahu lasyarikalahu waanna Muhammadan ‘abduhu warasuluh“.
Di antara yg diriwayatkan Abu Tsaur dan Abu Syu’aib tentang wasiat Imam Syafi’i adalah ‘Aku tidak mengkafirkan seseorang dari ahli tauhid dgn sebuah dosa sekalipun mengerjakan dosa besar aku serahkan mereka kepada Allah Azza Wajalla dan kepada takdir serta iradah-Nya baik atau buruknya dan keduanya adl makhluk diciptakan atas para hamba dari Allah SWT. Siapa yg dikehendaki menjadi kafir kafirlah dia dan siapa yg dikehendakiNya menjadi mukmin mukminlah dia. Tetapi Allah SWT tidak ridha dgn keburukan dan kejahatan dan tidak memerintahkan atau menyukainya. Dia memerintahkan ketaatan mencintai dan meridhainya. Orang yg baik dari umat Muhammad masuk Surga bukan krn kebaikannya . Dan orang jahat masuk Neraka bukan krn kejahatannya semata. Dia menciptakan makhluk berdasarkan keinginan dan kehendakNya maka segala sesuatu dimudahkan bagi orang yg diperuntukkannya sebagaimana yg terdapat dalam hadits. .
Aku mengakui hak salaf yg dipilih oleh Allah SWT utk menyertai NabiNya mengambil keutamaannya. Aku menutup mulut dari apa yg terjadi di antara mereka pertentangan ataupun peperangan baik besar maupun kecil. Aku mendahulukan Abu Bakar kemudian Umar kemudian Utsman kemudian Ali radhiallahu ‘anhum. Mereka adl Khulafaur Rasyidin. Aku ikat hati dan lisanku bahwa Al-Qur’an adl kalamullah yg diturunkan bukan makhluk yg diciptakan. Sedangkan mempermasalahkan lafazh adl bid’ah begitu pula sikap tawaqquf adl bid’ah. Iman adl ucapan dan amalan yg mengalami pasang surut. .
Kesimpulan wasiat di atas yaitu
    Aqidah Imam Syafi’i adl aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah;
    Sumber aqidah Imam Syafi’i adl Al-Qur’an dan As-Sunnah. Beliau pernah mengucapkan “Sebuah ucapan seperti apapun tidak akan pasti kecuali dgn Kitabullah atau Sunnah RasulNya `. Dan tiap yg berbicara tidak berdasarkan Al-Kitab dan As-Sunnah maka ia adl mengigau . Waallu a’lam.” ;
    Manhaj Imam Syafi’i dalam aqidah menetapkan apa yg ditetapkan oleh Allah dan RasulNya dan menolak apa yg ditolak oleh Allah dan RasulNya. Karena itu beliau menetapkan sifat istiwa’ ru’yatul mukminin lirrabbihim dan lain sebagainya;
    Dalam hal sifat-sifat Allah Imam Syafi’i mengimani makna zhahirnya lafazh tanpa takwil apalagi ta’thil . Beliau berkata “Hadits itu berdasarkan zhahirnya. Dan jika ia mengandung makna lbh dari satu maka makna yg lbh mirip dgn zhahirnya itu yg lbh utama.“. Imam Syafi’i pernah ditanya tentang sifat-sifat Allah yg harus diimani maka beliau menjawab ‘Allah memiliki nama-nama dan sifat-sifat yg telah dikabarkan oleh kitabNya dan dijelaskan oleh NabiNya kepada umatnya. Tidak seorang pun boleh menolaknya setelah hujjah sampai kepadanya krn Al-Qur’an turun dgn membawa nama-nama dan sifat-sifat itu. Maka barangsiapa yg menolaknya setelah tegaknya hujjah ia adl kafir. Adapun sebelum tegaknya hujjah ia adl ma’dzur krn kebodohannya sebab hal itu tidak bisa diketahui dgn akal dan pemikiran. Allah memberitahukan bahwa Dia memiliki sifat “Yadaini” dgn firmanNya “Tetapi kedua tangan Allah terbuka” . Dia memiliki wajah dgn firmanNya “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa kecuali wajahNya” .” .
    Kata-kata “As-Sunnah” dalam ucapan dan wasiat Imam Syafi’i dimaksudkan utk tiga arti. Pertama adl apa saja yg diajarkan dan diamalkan oleh Rasulullah ` berarti lawan dari bid’ah. Kedua adl aqidah shahihah yg disebut juga tauhid . Berarti ilmu tauhid adl bukan ilmu kalam begitu pula sebaliknya. Imam Syafi’i berkata “Siapa yg mendalami ilmu kalam maka seakan-akan ia telah menyelam ke dalam samudera ketika ombaknya sedang menggunung“. . Ketiga As-Sunnah dimaksudkan sebagai sinonim dari hadits yaitu apa yg datang dari Rasulullah ` selain Al-Qur’an.
    Ahlus Sunnah disebut juga oleh Imam Syafi’i dgn sebutan Ahlul Hadits. Karena itu beliau juga berwasiat “Ikutilah Ahlul Hadits krn mereka adl manusia yg paling banyak benarnya.” . “Ahli Hadits di tiap zaman adl bagaikan sahabat Nabi `.” . Di antara Ahlul Hadits yg diperintahkan oleh Imam Syafi’i utk diikuti adl Imam Ahmad bin Hanbal murid Imam Syafi’i sendiri yg menurut Imam Nawawi “Imam Ahmad adl imamnya Ashhabul Hadits imam Ahli Hadits.” . . Oleh Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
    sumber file al_islam.chm

kesimpulan wasiat dalam islamakidah shalat jumatwww imamsafii combidah menurut imam syafiiImam safiidalil al- quran yang menjelaskan bahwa sesungguhnya ibadahku shalatku hidupku dan matiku hanyalah untuk allah SWT semataaqidah imam syafiinikah menurut imam syafiiarti muhammadan abduhu warasuluhbidah itu menururt imam asyafiipengertian imam syafiiimam safi
mam Syafi’i begitulah orang-orang menyebut dan mengenal nama ini begitu lekat di dalam hati setelah nama-nama seperti Khulafaur Rasyidin. Namun sangat disayangkan orang-orang mengenal Imam Syafi’i hanya dalam kapasitasnya sebagai ahli fiqih. Padahal beliau adl tokoh Ahlus Sunnah wal Jama’ah dgn multi keahlian. Karena itu ketika memasuki Baghdad beliau dijuluki Nashirul Hadits . . Imam Adz-Dzahabi menjuluki beliau dgn sebutan Nashirus Sunnah dan salah seorang mujaddid pada abad kedua hijriyah. .
Dalam hal aqidah Imam Syafi’i memiliki wasiat yg sangat berharga. Muhammad bin Ali bin Shabbah Al-Baldani berkata “Inilah wasiat Imam Syafi’i yg diberikan kepada para sahabatnya ‘Hendaklah Anda bersaksi bahwa tiada Tuhan yg berhak disembah selain Allah Yang Maha Satu yg tiada sekutu bagiNya. Dan sesungguhnya Muhammad bin Abdillah adl hamba dan RasulNya. Kami tidak membedakan para rasul antara satu dgn yg lain. Sesungguhnya shalatku ibadahku hidup dan matiku hanya utk Allah semata Tuhan semesta alam yg tiada bersekutu dgn sesuatu pun. Untuk itulah aku diperintah dan saya termasuk golongan orang yg menyerahkan diri kepadaNya. Sesungguhnya Allah membangkitkan orang dari kubur dan sesungguhnya Surga itu haq Neraka itu haq adzab Neraka itu haq hisab itu haq dan timbangan amal serta jembatan itu haq dan benar adanya. Allah membalas hambaNya sesuai dgn amal perbuatannya. Di atas keyakinan ini aku hidup dan mati dan dibangkitkan lagi Insya Allah. Sesungguhnya Al-Qur’an itu adl kalam Allah bukan makhluk ciptaanNya. Sesungguhnya Allah di hari akhir nanti akan dilihat oleh orang-orang mukmin dgn mata telanjang jelas terang tanpa ada suatu penghalang dan mereka mendengar firmanNya sedangkan Dia berada di atas ‘Arsy. Sesungguhnya takdir baik buruknya adl berasal dari Allah Yang Maha Perkasa dan Agung. Tidak terjadi sesuatu kecuali apa yg Allah kehendaki dan Dia tetapkan dalam qadha’ qadarNya.
Sesungguhnya sebaik-baik manusia setelah Baginda Rasul ` adl Abu Bakar Umar Utsman dan Ali radhiallahu’anhum. Aku mencintai dan setia kepada mereka dan memohonkan ampun bagi mereka bagi pengikut perang Jamal dan Shiffin baik yg membunuh maupun yg terbunuh dan bagi segenap Nabi. Kami setia kepada pemimpin negara Islam selama mereka mendirikan shalat. Tidak boleh membangkang serta memberontak mereka dgn senjata. Kekhilafahan berada di tangan orang Quraisy. Dan sesungguhnya tiap yg banyaknya memabukkan maka sedikitnya pun diharamkan. Dan nikah mut’ah adl haram.
Aku berwasiat kepadamu dgn taqwa kepada Allah konsisten dgn sunnah dan atsar dari Rasulullah dan para sahabatnya. Tinggalkanlah bid’ah dan hawa nafsu. Bertaqwalah kepada Allah sejauh yg engkau mampu. Ikutilah shalat Jum’at jama’ah dan sunnah . Berimanlah dan pelajarilah agama ini. Siapa yg mendatangiku di waktu ajalku tiba maka bimbinglah aku membaca “Laailahaillallah wahdahu lasyarikalahu waanna Muhammadan ‘abduhu warasuluh“.
Di antara yg diriwayatkan Abu Tsaur dan Abu Syu’aib tentang wasiat Imam Syafi’i adalah ‘Aku tidak mengkafirkan seseorang dari ahli tauhid dgn sebuah dosa sekalipun mengerjakan dosa besar aku serahkan mereka kepada Allah Azza Wajalla dan kepada takdir serta iradah-Nya baik atau buruknya dan keduanya adl makhluk diciptakan atas para hamba dari Allah SWT. Siapa yg dikehendaki menjadi kafir kafirlah dia dan siapa yg dikehendakiNya menjadi mukmin mukminlah dia. Tetapi Allah SWT tidak ridha dgn keburukan dan kejahatan dan tidak memerintahkan atau menyukainya. Dia memerintahkan ketaatan mencintai dan meridhainya. Orang yg baik dari umat Muhammad masuk Surga bukan krn kebaikannya . Dan orang jahat masuk Neraka bukan krn kejahatannya semata. Dia menciptakan makhluk berdasarkan keinginan dan kehendakNya maka segala sesuatu dimudahkan bagi orang yg diperuntukkannya sebagaimana yg terdapat dalam hadits. .
Aku mengakui hak salaf yg dipilih oleh Allah SWT utk menyertai NabiNya mengambil keutamaannya. Aku menutup mulut dari apa yg terjadi di antara mereka pertentangan ataupun peperangan baik besar maupun kecil. Aku mendahulukan Abu Bakar kemudian Umar kemudian Utsman kemudian Ali radhiallahu ‘anhum. Mereka adl Khulafaur Rasyidin. Aku ikat hati dan lisanku bahwa Al-Qur’an adl kalamullah yg diturunkan bukan makhluk yg diciptakan. Sedangkan mempermasalahkan lafazh adl bid’ah begitu pula sikap tawaqquf adl bid’ah. Iman adl ucapan dan amalan yg mengalami pasang surut. .
Kesimpulan wasiat di atas yaitu
    Aqidah Imam Syafi’i adl aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah;
    Sumber aqidah Imam Syafi’i adl Al-Qur’an dan As-Sunnah. Beliau pernah mengucapkan “Sebuah ucapan seperti apapun tidak akan pasti kecuali dgn Kitabullah atau Sunnah RasulNya `. Dan tiap yg berbicara tidak berdasarkan Al-Kitab dan As-Sunnah maka ia adl mengigau . Waallu a’lam.” ;
    Manhaj Imam Syafi’i dalam aqidah menetapkan apa yg ditetapkan oleh Allah dan RasulNya dan menolak apa yg ditolak oleh Allah dan RasulNya. Karena itu beliau menetapkan sifat istiwa’ ru’yatul mukminin lirrabbihim dan lain sebagainya;
    Dalam hal sifat-sifat Allah Imam Syafi’i mengimani makna zhahirnya lafazh tanpa takwil apalagi ta’thil . Beliau berkata “Hadits itu berdasarkan zhahirnya. Dan jika ia mengandung makna lbh dari satu maka makna yg lbh mirip dgn zhahirnya itu yg lbh utama.“. Imam Syafi’i pernah ditanya tentang sifat-sifat Allah yg harus diimani maka beliau menjawab ‘Allah memiliki nama-nama dan sifat-sifat yg telah dikabarkan oleh kitabNya dan dijelaskan oleh NabiNya kepada umatnya. Tidak seorang pun boleh menolaknya setelah hujjah sampai kepadanya krn Al-Qur’an turun dgn membawa nama-nama dan sifat-sifat itu. Maka barangsiapa yg menolaknya setelah tegaknya hujjah ia adl kafir. Adapun sebelum tegaknya hujjah ia adl ma’dzur krn kebodohannya sebab hal itu tidak bisa diketahui dgn akal dan pemikiran. Allah memberitahukan bahwa Dia memiliki sifat “Yadaini” dgn firmanNya “Tetapi kedua tangan Allah terbuka” . Dia memiliki wajah dgn firmanNya “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa kecuali wajahNya” .” .
    Kata-kata “As-Sunnah” dalam ucapan dan wasiat Imam Syafi’i dimaksudkan utk tiga arti. Pertama adl apa saja yg diajarkan dan diamalkan oleh Rasulullah ` berarti lawan dari bid’ah. Kedua adl aqidah shahihah yg disebut juga tauhid . Berarti ilmu tauhid adl bukan ilmu kalam begitu pula sebaliknya. Imam Syafi’i berkata “Siapa yg mendalami ilmu kalam maka seakan-akan ia telah menyelam ke dalam samudera ketika ombaknya sedang menggunung“. . Ketiga As-Sunnah dimaksudkan sebagai sinonim dari hadits yaitu apa yg datang dari Rasulullah ` selain Al-Qur’an.
    Ahlus Sunnah disebut juga oleh Imam Syafi’i dgn sebutan Ahlul Hadits. Karena itu beliau juga berwasiat “Ikutilah Ahlul Hadits krn mereka adl manusia yg paling banyak benarnya.” . “Ahli Hadits di tiap zaman adl bagaikan sahabat Nabi `.” . Di antara Ahlul Hadits yg diperintahkan oleh Imam Syafi’i utk diikuti adl Imam Ahmad bin Hanbal murid Imam Syafi’i sendiri yg menurut Imam Nawawi “Imam Ahmad adl imamnya Ashhabul Hadits imam Ahli Hadits.” . . Oleh Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
    sumber file al_islam.c

Tidak ada komentar:

Posting Komentar